Untuk melakukan silaturahmi ke keluarga yang berada di Jawa Tengah, maka Mas Suparjo sepupu kami dari keluarga ayah kami (Bp. Alm.H.Samidjo), mengajak untuk melakukan kunjungan ke keluarga di Jawa Tengah tepatnya di Pondok Pesantren Al Ihya Ulumuddin, Cilacap yaitu Lik Sapar adik ayah kami, ke Mas Rosyid salah seorng sepupu kami juga di desa Winong, Kebumen dan juga ke sepupu kami Mas Taslim di Bandung.
Jadilah lebaran ke 2, kami berangkat dari rumah eyang Kemayoran jam 11, dengan Kijang Innova membawa 5 orang penumpang Mas Parjo, Pade Ktut, saya sendiri, GM Lantes Mas Barkah and Danang (putra bungsu mas Parjo), ternyata lebaran ke 2 belum membuat jalan tol Cikampek sepi, bahkan kemacetan yang parah harus kami lewati, pemberhentian kami yang pertama adalah Warung Sate Maranggi di Cikampek, sate yang direkomendasikan oleh Mas Pardjo ini akan kami coba kelezatannya mengingat katanya enak.
Jam setengah tiga kami tiba di warung sate maranggi Cibungur, suasananya ramai sekali, kami mendapat tempat setelah antri beberapa menit untuk dibersihakan mejanya, sate dipesan 50 tusuk, 2 potong ayam bakar dan 2 mangkuk sup kambing.
Memang betul-betul enak sate Maranggi Cibungur ini, sekejap langsung tandas hidangan sate maranggi yang ajieeeb....

langsung tandas
Setelah puas makan sate maranggi di Cibungur, kami segera melanjutkan perjalanan menuju ke Cilacap melalui jalur selatan Jawa, kami tiba di Pondok Pesantren Al Ihya Ulumuddin, Cilacap jam 24.00 malam dan langsung menemui Lik Sapar digubuknya yang reot di lingkungan pesantren, beliau memang telah mengabdi di Pondok Pesantren tersebut selama puluhan tahun.
Surprise juga Lik Sapar kedatangan para keponakan di tengah malam, kami menemui beliau di masjid pondok pesantren dan seperti biasa banyak sekali nasehat-nasehat dan kata-kata bijak yang keluar dari Beliau, Gaya dan kehidupan beliau yang sudah kami pahami sejak puluhan tahun silam, diantaranya perkataan beliau adalah :
"Saya berusaha untuk meniru Rasulullah untuk tidak menunggu besok membagikan rejeki yang saya terima dari para keponakan untuk segera saya bagikan kepada yang lebih membutuhkan"
"Orang yang mencari-cari makanan yang enak-enak pada dasarnya adalah orang mempunyai derajat rendah"
masih banyak lagi sebetulnya kata-kata yang keluar dari beliau yang sarat akan makna hidup, namun karena konsentrasi saya yang kurang, maka saya belum bisa menuliskan dalam tulisan ini, mungkin kesempatan lain.

Saya dan Mas Parjo sedang mendengarkan nasehat Kiyai Sapar

GM Lantes Mas Barkah berpose dengan Kiyai Sapar

Pade Ktut pose disamping Kiyai Sapar
Hampir 2 jam kami mendengarkan nasehat yang disampaikan oleh Kiyai Sapar di Pondok Pesantren Al Ihya Ulumuddin, Cilacap, Jawa Tengah. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan untuk mencari penginapan di Candisari Karanganyar, ternyata hotel tersebut telah full book, demikian juga hotel-hotel yang ada di jalan antara Kebumen-Kutoarjo, akhirnya kami terpaksa tidur di musholla di SPBU Kutoarjo
Bangun tidur, mandi dengan air yang sedikit, minum teh, kami melanjutkan perjalanan ke Sirnoboyo, tempat kelahiran Mas Parjo untuk bertemu salah satu sepupu kami mas Saman.
Dari Sirnoboyo kami melanjutkan ke desa Winong, untuk menemui sepupu kami Kang Rosyid, sayang beliau tidak berada ditempat, namun kami masih bertemu dengan Siwo Warsi ibunda dari Kang Rosyid

Siwo Warsi
Dari Winong kami melanjutkan perjalanan ke Bandung, namun kami sempatkan terlebih dahulu makan siang di Warung Bakso Jenggot, di Sarwogadung, Prembun. Bakso yang memang telah kami kenal sejak lama karena enaknya, rasanya kenyal alami tidak garing, dan mie nya pake mie kampung.
Karena enaknya kami masing2 pesen 2 mangkok... he he he

mas Barkah di depan Bakso Jenggot
Setelah makan bakso Jenggot kami langsung tancap gas ke Bandung, ternyata jalan macet total, kami tibadi Tasikmalaya yang 2 pagi dan mencari hotel di seluruh Tasikmalaya dan tidak ada satupun hotel yang masih tersisa kamarnya, akhirnya kami tidur di Masjid Attiyah, Rajapolah. Masjid ini betul-betul nyaman buat para musafir, kamar mandinya ada 8 dan sangat bersih, dengan air yang banyak. Bahkan musafir disediakan minuman kopi, teh atau bandrek dengan gratis. Mudah2an Ta'mir masjid ini mendapat ridhlo dari Allah SWT, Amin.

saya di depan masjid Attiyah, Rajapolah
Bangun tidur di masjid, shalat subuh berjama'ah, makan bubur ayam, minum teh, kami langsung menuju Bandung, sampai di Bandung jam 1 siang, kami makan siang di RM Manjabal, Bandung, dengan gurame asam manis, ulukutek dan teman2nya

Abis makan kami langsung menuju rumah mas Taslim di Jl. Haweligar, Cikutra Bandung sampe jam 8 malam.

poto di Bandung bersama Mas Taslim
Jam 8 malam kami pulang ke Jakarta, jalan macet cet cet, sampe Jakarta jam 2.30 pagi...
cape..., tidur di rumah eyang, bangun jam 6 pagi, cari cakwe yang enak di Bendungan Jago, terus ngepak jam 6.30 malam ke Bandara Soekarno Hatta sama Isteri, Izdy and Raihan terus masuk ke Boeing 737-400 Ga 650 ke Makassar, terbang... langsung tidur...
Makassar, 7 Oktober 2008