Mengelola bisnis kuliner memang menjanjikan, karena margin keuntungan yang diberikan dalam bisnis ini sangat menjanjikan, yaitu antara 30 s/d 50 % inilah yang membuat banyak orang tertarik pada bisnis ini, namun sebagaimana pakem dalam investasi high return high risk, low return low risk berlaku juga dalam bisnis ini. Secara statistik, bisnis dalam bidang kuliner 85 % bangkrut dalam usia maksimal 2 tahun.
Dalam berbagai pengamatan, ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan investor ketika menetapkan bisnis kulinernya. Ada beberapa contoh yang dapat saya sampaikan dari pengamatan riil di kota Makassar.
Pantai Losari dan sekitarnya di kota Makassar adalah pusat kegiatan masyarakat kota dan tempat tujuan wisata kuliner, pada umumnya masyarakat mencari kuliner ikan bakar atau sea food ala Makassar dalam wilayah tersebut, dan dalam wilayah tersebut telah terdapat puluhan atau mungkin ratusan rumah makan yang menyediakan menu yang seragam yaitu seafood ala Makassar dalam berbagai ukuran kelas rumah makan dari kelas rendah sampai kelas executive.
Akhir tahun 2006 muncul rumah makan baru untuk kalangan atas dengan investasi yang menurut perkiraan saya sangat besar, dan kuliner yang ditawarkan adalah masakan padang dengan franchise dari Jakarta dengan merek yang sudah terkenal. Harapan investor adalah dengan menyajikan menu yang hanya satu-satunya dalam wilayah tersebut akan menjadi pilihan bagi masyarakat sekitar untuk mengunjungi rumah makannya.
Saya dan kawan-kawan berkunjung untuk melihat dan merasakan masakan dan layanan yang diberikan rumah makan yang baru tersebut, dan menurut penilaian saya tidak ada cela dalam berbagai faktor yang dimiliki rumah makan tersebut.
Tempat yang disediakan sangat nyaman dan representatif, masakan yang disajikan juga sangat lezat maklum franchise dari Jakarta, layanan yang diberikan karyawannya juga sangat baik, dari front terdepan sampai server nya sangat baik layanannya demikian juga harga yang ditawarkan sesuai dengan layanan dan kenyamanan yang diberikan oleh rumah makan.
Dalam pengamatan beberapa minggu atas operasional rumah makan tersebut saya dapat katakan kepada kawan-kawan saya waktu itu bahwa rumah makan ini akan tutup dalam beberapa bulan. kenapa?
Karena masyarakat ketika menuju Losari dan sekitarnya selera yang tertanam dalam benak masyarakat adalah seafood ala Makassar atau pisang epek, dan masyarakat yang datang ke Losari dan sekitarnya adalah wisatawan yang tentunya mencari makanan khas daerah tersebut sekaligus menikmati wisata pantai Losari.
Betul saja, dalam hitungan bulan mungkin lebih kurang 14 bulan rumah makan tersebut tutup dan tidak beroperasi lagi hingga hari ini, memang dalam perjalanannya saya melihat sudah ada upaya dari manajemen untuk melakukan diversifikasi usahanya dengan menambahkan menu seafood ala Makassar dalam menunya, namun penambahan itu tidak dapat merubah image masyarakat, karena melihat merek rumah makan tersebut masih merupakan merek yang sudah terkenal sebagai sebuah merek rumah makan yang menyajikan masakan padang, sehingga rumah makan tersebut sepi oleh pengunjung dan manajemen tidak mampu lagi untuk membayar fix cost yang harus dikeluarkan untuk membuka terus rumah makan itu.
Pemilihan menu yang harus kita sesuaikan dengan karakter dan selera masyarakat akan menjadi penentu bisnis kuliner yang akan kita masuki, karena itu harus menjadi perhatian kita ketika akan membuka bisnis kuliner dilakukan survey pasar terlebih dahulu dengan melihat potensi riil selera dari kebutuhan kuliner masyarakat di wilayah tempat rencana investasi.
salam sukses