Rabu siang tanggal 8 Oktober 2008 jam 12.30 WITA, saat makan siang di rumah ada sms masuk dari sahabat saya di Jakarta, seorang pemain saham, bunyinya ngeri "Dunia bingung, ind panik, harga saham hancur, mudah-mudahan salon lancar-lancar aja" terasa betul suasana hati yang panik, disusul berita di Metro TV, bahwa BEI mensuspend perdagangan 30 menit sebelum istirahat sesi pertama, karen IHSG yang turun lebih dari 10 % pada satu sesi, tindakan itu dilakukan supaya investor tidak makin terpuruk.
Berita yang lebih tragis dari belahan dunia adalah sebagaimana dilansir Kompas 12 Oktober 2008, Karthik Rajaram (45) menembak ibu mertua, mertua, isteri dan 3 anaknya sebelum menembak dirinya. Rajaram adalah mantan analis keuangan Pricewaterhouse Coopers dan Sony Pictures meninggalkan dua surat sebelum bunuh diri. Seorang wanita di Ohio bunuh diri dengan menembak diri sendiri karena rugi. Di Los Angeles satu keluarga pemilik mobil-mobil mewah seperti Mercedes, BMW dan Porcsche ditemukan tewas 6 Oktober, separah itu kah kondisi perdagangan saham.
Kondisi gamblang pasar saham dapat digambarkan begini, tahun 2007 IHSG di BEI menunjukkan aktivitas sebesar 52,08 % dibandingkan tahun 2006, artinya dalam 1 tahun kekayaan pemain saham naik 52,08 % atau 4,34 % perbulan, ini yang mainnya moderat, yang agresif mungkin lebih besar lagi, tahun 2008 ini sampai dengan Oktober kebalikannya IHSG terkoreksi 47,13 %, dimana berarti kekayaan pemain saham ya terkoreksi juga sebesar itu.
Dalam Investasi ada formula "High risk High return" jadi memang ada resiko yang mengikuti di pasar saham, tahun lalu mungkin sudah menikmati kenaikan asset dan tahun ini mengalami penurunannya.
Mengingat fenomena Ikan Sarden Kwik Kian Gie, yaitu sejatinya di pasar saham lebih terpengaruh oleh sentimen pasar daripada fundamental nya, mungkin saat ini pemain sedang panik karena membaca date expired di kaleng sarden telah kadaluwarsa, sehingga harganya sudah harus dikoreksi, jadi kalo sardennya dah kadaluwarsa, harganya gak bakal naik dong. Padahal ya gak seperti itu, perusahaan yang sahamnya di perdagangkan tenang-tenang aja, masih berproduksi, masih laku dagangannya, yang panik ini khan pemegang saham dari luar negeri yang butuh dana, atau takut dananya hilang, padahal mereka mainnya besar-besar ya pengaruhnya jadi besar.
Berita yang lebih tragis dari belahan dunia adalah sebagaimana dilansir Kompas 12 Oktober 2008, Karthik Rajaram (45) menembak ibu mertua, mertua, isteri dan 3 anaknya sebelum menembak dirinya. Rajaram adalah mantan analis keuangan Pricewaterhouse Coopers dan Sony Pictures meninggalkan dua surat sebelum bunuh diri. Seorang wanita di Ohio bunuh diri dengan menembak diri sendiri karena rugi. Di Los Angeles satu keluarga pemilik mobil-mobil mewah seperti Mercedes, BMW dan Porcsche ditemukan tewas 6 Oktober, separah itu kah kondisi perdagangan saham.
Kondisi gamblang pasar saham dapat digambarkan begini, tahun 2007 IHSG di BEI menunjukkan aktivitas sebesar 52,08 % dibandingkan tahun 2006, artinya dalam 1 tahun kekayaan pemain saham naik 52,08 % atau 4,34 % perbulan, ini yang mainnya moderat, yang agresif mungkin lebih besar lagi, tahun 2008 ini sampai dengan Oktober kebalikannya IHSG terkoreksi 47,13 %, dimana berarti kekayaan pemain saham ya terkoreksi juga sebesar itu.
Dalam Investasi ada formula "High risk High return" jadi memang ada resiko yang mengikuti di pasar saham, tahun lalu mungkin sudah menikmati kenaikan asset dan tahun ini mengalami penurunannya.
Mengingat fenomena Ikan Sarden Kwik Kian Gie, yaitu sejatinya di pasar saham lebih terpengaruh oleh sentimen pasar daripada fundamental nya, mungkin saat ini pemain sedang panik karena membaca date expired di kaleng sarden telah kadaluwarsa, sehingga harganya sudah harus dikoreksi, jadi kalo sardennya dah kadaluwarsa, harganya gak bakal naik dong. Padahal ya gak seperti itu, perusahaan yang sahamnya di perdagangkan tenang-tenang aja, masih berproduksi, masih laku dagangannya, yang panik ini khan pemegang saham dari luar negeri yang butuh dana, atau takut dananya hilang, padahal mereka mainnya besar-besar ya pengaruhnya jadi besar.
Rasanya di bisnis real salon sih datar-datar aja... gak ada yang ekstrem peningkatan dan penurunannya, ya... mudah-mudahan makin banyak pelanggan yang jadi member... Amin
(Makassar, 13 Oktober 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar